Kalender Baru
Di kalender baru itu
kulihat bayang-bayang
bergerak lebih tinggi
dari pohon kelapa
yang hampir mati
Angka-angka warna merah
berkilau kapak dan gergaji
membelah dua belas bulan
seperti tahun sebelumnya
dan sebelumnya lagi
Sampai orang terlupa
pada tilasan para leluhur
pulang dan pergi
di rumah sendiri
cermin pecah #tumpah darah
Sirene bertalu-talu
di gendang telinga
barisan anak cucu
di kalender baru itu
Kulihat tetes embun dan air mata
mengukir atlas di ubun batu-batu
[2021]
Ular Berbisa
Ular-ular berbisa
jalan raya berliku
melingkar-lingkar
di punggungmu
Beribu orang terjatuh
ke dalam lubang dan keluh
di tepi jurang yang sama
sampai diri tinggal belulang
dijilat api berulang-ulang
Dalam internet dan jejaring media
anak bangsa saling memaki
dan berpinak dalam dada
menjelma rasa benci
Ular berbisa menari-nari
menyemburkan racun
ke ubun-ubun
para pencari
Hayat kemanusiaan
pingsan berkali-kali
(((digulung kawat berduri)))
[2020]
Miring ke Kiri
Orang-orang telanjang
miring ke kiri
memakan jalan
buah khuldi
katanya
Serupa adam dan hawa
turun ke bumi
Tapi jalan bukan kamar mandi
bukan hotel dan panggung serimpi
di negeri ini #kota-kota mati
Roti bolu penuh jamur
rengat dan kecoak
ditanak jadi bubur
musibah dan bencana
berpinak-pinak
Yang jahat berpura bijak
yang bijak menjelma kerak
di jalan-jalan raya
jubah hitam berarak
menuju istana
Kain kafan berkibar
melebihi tiang bendera
di hari merdeka
[2020]
HAMDY SALAD, Lahir di Ngawi, Jawa Timur, tinggal di Jogjakarta. Selain penyair, juga pengajar di kampus Institut Seni Indonesia (ISI). Buku puisi ”Tasbih Merapi” mendapat Anugerah Pilihan dari Yayasan Hari Puisi Indonesia (2015). http://sastra-indonesia.com/2021/07/sajak-sajak-hamdy-salad-2/
No comments:
Post a Comment