Berikut ini saya (Sunlie Thomas Alexander) copas pernyataan Prima Sulistya (Editor Mojok) dari akun FB beliau terkait dengan pencatutan nama mojok.co maupun Penerbit Mojok yang dilakukan oleh R. Sutandya Yudha Khaidar:
(Pos ulang status Mas Ahmad Khadafi. Habis nggak bisa kushare ulang. (Facebook nih kenapa sih bikin emosi terus.)
Tambahan dariku: kata kampus, dia ini sudah nggak kuliah sejak semester satu. Kata ibunya, yang ku-WhatsApp, dia udah ga bisa dikontak sejak Desember 2020 dan nggak tahu dia di mana dan apa nomor hapenya. Aku sih nggak percaya karena (1) mustahil orang tua diem aja pas anaknya "hilang", apalagi di tanah rantau, (2) poin permintaan maafnya persis dengan yang kusampaikan ke ibunya.
Lalu gimana akhirnya? Rahasia. Aku sih masih nunggu dia balas inboxku. Semoga dia cukup waras untuk mengerti, nyelesein masalah dengan terhormat itu akan lebih baik buat masa depannya.
***
Saya sudah track-ing beliau ini di kampusnya. Kebetulan kampusnya adalah tempat saya ngajar juga, jadi tidak sulit untuk melacak teman-temannya, Ketua Bem-nya, dosen-dosennya.
Dan dalam tahap pelacakan itu, tiba-tiba beliau bikin status permintaan maaf ini (mungkin sudah dikasih tahu temennya). Tanpa mau menjawab dan berhubungan langsung dengan Mojok.co.
Padahal, kalau mau minta maaf, ya baiknya segera menghubungi Mojok.co sekaligus meminta maaf ke beberapa orang yang tulisannya diplagiat. Bukan ujug-ujug langsung bikin postingan lalu seolah-olah semua bisa selesai.
Bahkan untuk menyebut penulis yang diplagiat saja beliau tidak mau menyebutkan satu demi satu. Padahal ada banyak nama yang mencak-mencak naskahnya diterbitkan di platform media lain dengan judul berbeda pakai namanya.
Sudah begitu, beberapa penulis dan cerpenis yang ngamuk itu (satu doa orang) tanyanya ke Mojok.co dan Buku Mojok lagi. Karena selain beliau plagiat, beliau ini ngaku kerja di Mojok.co dan ngaku karyanya diterbitin Buku Mojok.
Detail-detail kesalahan tadi pun tidak diungkap detail dalam pengakuannya di status permintaan maaf ini.
Saya itu kadang sedih, kok ya ada orang berusaha sekeras ini agar mau diakui sebagai seorang penulis. Padahal ada banyak penulis yang harus pura-pura ngajar, jualan buku, ikut CPNS demi bisa dibilang...
...dosen, pengusaha, atau PNS.
Lah ini malah ada orang-orang yang ngotot pura-pura jadi penulis.
Nggak tahu dia kayaknya kalau ternak bekicot lebih menghasilkan.
__________________
Note: Gambar screenshot merupakan info terbaru yang berasal dari Indra Junaidi.
***
Link terkait ke status fabebook R Sutandya Yudha sebagaimana berikut:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Melalui media sosial ini saya atas nama pribadi memohon maaf secara terbuka kepada Redaksi Mojok.co dan beberapa penulis lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang karyanya telah saya plagiat juga kepada publik atas kesalahan dan kekhilafan saya yang telah mempublikasikan/membuat postingan paslu terkait karya-karya mereka dan mengakuinya sebagai karya saya sendiri atau biasa disebut dengan plagiarisme. Saya juga berjanji akan menghapus semua postingan yang berkaitan dengan plagiarisme karya orang lain dan berjanji tidak akan mengulanginya kembali di masa yang akan datang.
Sekali lagi saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan saya ini, sekiranya pihak yang terkait dan publik berkenan memaafkannya.
Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
15 Februari 2021
RAHMAT SUTANDYA YUDHANTO
Salah satu contoh karya plagiat:
Link-link terkait:
https://kucingoren3.blogspot.com/2021/02/si-tukang-plagiat-itu-bernama-r_15.html lebih komplit link dalam kurung:
(https://sosial-media-sastra.blogspot.com/2021/02/r-sutandya-yudha-khaidar-si-tukang.html )
dan
https://kucingoren3.blogspot.com/2021/02/si-tukang-plagiat-itu-bernama-r_15.html lebih komplit link dalam kurung:
(https://sosial-media-sastra.blogspot.com/2021/02/r-sutandya-yudha-khaidar-si-tukang.html )
dan
https://sastra-luar-pulau.blogspot.com/2021/02/halu-tingkat-akut-pingin-jadi-penulis.html
No comments:
Post a Comment