: Plagiat, Kitab yang Tak Suci
Catatan oleh Sunlie Thomas Alexander
Aku kira sejauh ini dari sekian banyaknya kasus plagiat dalam sastra Indonesia, kasus plagiat yang dilakukan oleh R Sutandya Yudha Khaidar dari Toboali, Pulau Bangka (malu-maluin kampung halamanku!) ini merupakan yang paling luar biasa.
Ia bukan saja dengan terang-terangan memplagiat (kebanyakan sih cuma dalam bentuk copy-paste lalu diutak-atik sedikit) cerpen-cerpen orang di berbagai media, tetapi juga berani mengaku-ngaku bekerja di mojok.co sekaligus mencatut nama Penerbit Mojok (lengkap dengan logo, nama, dan alamatnya) sebagai penerbit yang akan menerbitkan buku kumpulan cerpen hasil plagiatnya tersebut di sampul buku palsunya yang ia posting secara publik di akun Facebook-nya.
Tak cukup sampai di situ saja, ia bahkan juga dengan beraninya membuat sejumlah endorsement (blurb) palsu di sampul buku2annya tsb dengan mencatut nama sejumlah figur, mulai dari penulis sampai dekan. Seolah-olah blurb2 yang memuji-muji diri dan karya2 plagiatnya setinggi langit itu benar-benar asli komentar nama2 yang ia catut. (Atau, ada yang kepikir jangan-jangan itu emang asli?)
Berikut ini adalah endorsement2 palsu (yang berhasil aku salin ulang tanpa pakai kacamata, Jemi Batin Tikal) itu:
Dalam buku kumpulan cerita pendek pertamanya ini, R Sutandya Yudha Khaidar menyajikan dua puluh cerita pendek pilihan terbaik karyanya yang mendapatkan pujian dari berbagai kalangan sebagai akumulasi keindahan dalam dunia kepenulisan seorang R Sutandya Yudha Khaidar.
"Metafora dan jalinan kata khas seorang R Sutandya Yudha Khaidar selalu sarat akan kritik sosial namun tak sampai membuat alis dan kening berkerut. Inilah sebuah Masterpiece."
-- Andrea Hirata, Penulis Novel International Best Seller Laskar Pelangi.
"Kumpulan cerita pendek dalam buku ini menunjukkan kualitas penulisnya, R Sutandya Yudha Khaidar. Bukan hanya itu, kritik sosial yang disampaikan sangat unik, bahkan ada beberapa kalimat membuat kita berhenti membaca untuk menarik nafas. Sayang sekali kalau buku cerita pendek ini tidak dibaca para pecinta sastra di Indonesia."
-- Ahmadi Sofyan, Penulis Buku dan Pemerhati Sosial Budaya.
"Saya tak habis pikir dengan anak muda yang kesehariannya selalu berdebat dengan dosen ini, hanya bermodalkan diskusi singkat dengan saya kala itu, ia mampu menyulapnya dalam bentuk cerita pendek yang berkualitas. Tentu tidak mudah untuk mengubah suatu hal yang realita menjadi fiksi. Saya rasa ini lah yang disebut kodrat."
-- DR. Syamsudin, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
"Sulit untuk memahami tulisan anak muda yang satu ini, tapi ketika anda mampu memahami isi tulisannya maka anda akan tersenyum tipis bahkan tertawa lepas."
-- DR. Yakub Nasucha, Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Surakarta.
________________________
Luar biasa, kan doi???
Aku tidak tahu apa motif sesungguhnya dari anak ini, apakah hanya sekadar ingin mencari popularitas-ketenaran semu sebagai penulis tapi tidak punya kemampuan atau memang kepingin mencari malu dan penyakit? Yang jelas, perbuatan nekat halunya ini sudah tergolong sebagai kriminalitas.
Link-link terkait:
https://kucingoren3.blogspot.com/2021/02/si-tukang-plagiat-itu-bernama-r_15.html
https://sosial-media-sastra.blogspot.com/2021/02/r-sutandya-yudha-khaidar-si-tukang.html
No comments:
Post a Comment