Judul: Columbus Menemukan Jejak Islam
Penulis: Wisnu Arya Wardhana
Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, Juni 2009
Tebal: xxviii + 276 halaman
Peresensi: Sukron Ma’mun
suaramerdeka.com
SEJARAH peradaban dunia mencatat Columbus sebagai penemu benua Amerika.
Hampir puluhan tahun kebenaran sejarah tersebut tidak dipertanyakan atau bahkan
dibantah oleh para ahli sejarah mana pun. Belakangan banyak ahli sejarah yang
membantah bahwa Columbus sebagai penemu Benua Amerika.
Dari deretan nama peneliti asing, muncul Fareed H Numan dalam American
Muslim History A Cronological Observation, Youssef Mroueh dalam Muslim In The
Americas Before Columbus, dan Ivan Van Sertima lewat They Came before Columbus
dan African Presence in Early America. Penulis-penulis tersebut membantah
Columbus sebagai penemu benua Amerika, karena faktanya muslim Afrika telah
menjejak kaki jauh sebelum Columbus datang.
Berbagai fakta inilah yang ingin disampaikan Wisnu Arya Wardhana dalam buku
ini ini. Fakta sejarah Columbus yang menemukan benua Amerika layak disanggah,
pasalnya kedatangan Columbus ke benua tersebut bukan yang kali pertama sebelum
kelompok lain. Columbus bahkan datang belakangan dan sempat meminta berbagai
informasi mengenai benua tersebut pada muslim Afrika yang pernah ke sana.
Kelompok muslim Afrika disebut sebagai kelompok yang lebih dulu memasuki
daratan Amerika. Sebagian besar muslim Afrika yang disinyalir dari daratan
Mesir, Afrika, serta muslim dari Asia Arab dan Turki. Fakta dapat dijelaskan
dari beberapa prasasti yang ditemukan di negara bagian California oleh Arkeolog
Amerika Dr Barry Fell.
Berry Fell dalam Saga America mengemukakan bahwa terdapat prasasti
bertuliskan Yesus Bin Maria. Menurut Fell frasa dalam prasasti tersebut bertuliskan
bahasa Arab. Sementara Prasasti tersebut berusia jauh dari usia Amerika
sendiri. Fell juga menemukan beberapa prasasti di California berupa pelajaran
Matematika, Geografi, Sejarah, Astronomi, dan Navigasi laut dalam bahasa Arab.
Sementara bahasa Arab yang dipakai adalah bahasa Arab Kufi sebagaimana banyak
dipakai oleh muslim Afrika Utara. Prasasti tersebut bertarikhkan 800 Masehi
atau tujuh abad sebelum kedatangan Columbus (halaman 206-207).
Amerigo Vespuci
Columbus sendiri melakukan perjalanan ke benua Amerika pada 1492 M. Ia
beserta rombongan utusan Kerajaan Spanyol meninggalkan Spanyol pada 3 Agustus
1492 dan baru singgah di Amerika tiga bulan kemudian, yakni 12 Oktober 1492.
Perjalanan Columbus ini dicatat oleh seorang juru tulis kerajaan Spanyol yang
bernama Amerigo Vespuci.
Keberhasilan Columbus ini diagung-agungkan oleh Spanyol yang mengklaim
bahwa merekalah yang menemukan benua biru yang kemudian dikenal dengan Amerika.
Hingga akhirnya Raja Ferdinand II, yang memerintah Kerajaan Spanyol ketika itu,
memberi kepercayaan pada Columbus untuk terus melakukan ekspansi
wilayah-wilayah baru untuk dijadikan koloni.
Columbus merupakan pahlawan Spanyol serta mendapatkan penghargaan berupa
“king cross”. Keberhasilannya juga memberi inspirasi pada negara-negara di
Eropa untuk melakukan hal serupa, yakni kolonialisasi ke negara-negara Amerika
utara, Amerika Selatan, termasuk ke Asia. Hal ini dapat dipahami karena
negara-negara di Eropa pada saat itu telah memiliki peradaban yang tinggi.
Columbus mendapat mandat kepercayaan kerajaan untuk terus melakukan
pelayaran pada daerah baru. Tercatat empat kali perjalanan Columbus ke Amerika
termasuk ke negara-negara Amerika Selatan (latin). Perjalanan kedua terjadi
pada tahun 1493-1496 Columbus mencapai beberapa daerah di antaranya; Dominika,
Marie Galante, Los Santo dan Guadalupe. Perjalanan ketiga terjadi pada
1498-1500, Columbus menginjakkan kaki di Trinidad. Dan perjalanan terakhir
tahun 1502-1504, Columbus mencapai Jamaika.
Banyak catatan perjalanan Columbus yang tidak dilaporkan pada kerajaan
Spanyol. Di antaranya adalah berbagai daerah yang dikunjungi, ditemukan dan
ditaklukkan tidak dilaporkan keberadaannya pada Raja Ferdinand II. Misalnya
penemuan bangunan masjid di Cuba yang memiliki arsitektur seperti di
masjid-masjid di Afrika Utara. Keberadaan penduduk yang telah mengenal
peradaban “modern” juga tidak dilaporkan pada kerajaan Spanyol.
Tidak dilaporkannya beberapa temuan dan keadaan daerah kolomi Spanyol
dimungkinkan beberapa hal. Pertama, Columbus tidak ingin apa yang telah
dicapainya dianggap sia-sia karena daerah-daerah yang telah “ditemukan”
sebenarnya bukan daerah baru. Hal ini terkait dengan dana besar yang telah
dikeluarkan Kerajaan Spanyol untuk membiayai pelayaran Columbus.
Kepentingan Pribadi
Kedua, jika diketahui bahwa daerah yang ditemukannya pernah dikunjungi
kelompok lain Columbus khawatir tidak mendapatkan gelar kehormatan dari
kerajaan. Padahal gelar tersebut sangat diperebutkan oleh petinggi kerajaan;
Baron, Senor, dan Senorita. Secara tidak langsung Columbus juga memanfaatkan
hal ini untuk kepentingan pribadinya. Dijadikannya Columbus menjadi gubernur
senior yang mengawasi beberapa daerah koloni merupakan bukti (halaman 161-163).
Columbus memang menjadi pahlawan bagi Spanyol dan negara-negara Eropa,
karena telah memberi jalan dan inspirasi kolonialisasi di berbagai negara.
Columbus banyak meninggalkan catatan penting bagi peradaban Eropa, namun juga
meninggalkan catatan negatif bagi daerah koloni. Columbus juga dituduh telah
menggelapkan sejarah dengan tidak menulis fakta yang sejatinya ia lihat.
Apa yang ditulis dalam buku ini tidak hanya melulu bantahan bahwa Columbus
bukan orang pertama yang datang atau menemukan Amerika, namun juga berbagai
fakta terkait dengan Columbus di daerah koloni. Meskipun dengan keterbatasan
catatan sejarah namun buku ini cukup untuk membuka wawasan baru dari sejarah
Columbus dan catatan Islam di Amerika.
***
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
A Kholiq Arif
A. Anzieb
A. Muttaqin
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.P. Edi Atmaja
A'yat Khalili
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Kirno Tanda
Abdullah Harahap
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
Afri Meldam
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agus B. Harianto
Agus Dermawan T.
Agus Hernawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agusri Junaidi
Ahid Hidayat
Ahmad Baedowi
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Khadafi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Ali Audah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amir Hamzah
Ana Mustamin
Anam Rahus
Andari Karina Anom
Andi Achdian
Andra Nur Oktaviani
Anindita S Thayf
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Apresiasi Sastra (APSAS)
Aprinus Salam
Arafat Nur
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Aryadi Mellas
AS Laksana
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Astree Hawa
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Ngashim
Badaruddin Amir
Balada
Bambang Darto
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Budi Darma
Bustan Basir Maras
Cak Sariban
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Christine Hakim
Cinta Laura Kiehl
Daisy Priyanti
Damhuri Muhammad
Dandy Bayu Bramasta
Dani Sukma Agus Setiawan
Daniel Dhakidae
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dewi Rina Cahyani
Dharmadi
Dhenok Kristianti
Dian Wahyu Kusuma
Dick Hartoko
Djajus Pete
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Donny Anggoro
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Faizin
Eko Nuryono
Emha Ainun Nadjib
Enda Menzies
Endang Susanti Rustamadji
Erwin Setia
Esai
Esha Tegar Putra
Evi Idawati
Evi Sukaesih
F. Rahardi
Fadhila Ramadhona
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Fairuzul Mumtaz
Faisal Fathur
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Farid Gaban
Fariz al-Nizar
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrozak
Faza Bina Al-Alim
Feby Indirani
Felix K. Nesi
Fian Firatmaja
Fina Sato
Fitri
Franz Kafka
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Hairus Salim
Hamdy Salad
Happy Salma
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasif Amini
HB Jassin
Hendy Pratama
Henry Nurcahyo
Herman Syahara
Hernadi Tanzil
Heru Nugroho
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Gusti Ngurah Made Agung
Iberamsyah Barbary
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idrus
Ignas Kleden
Ilham
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imelda Bachtiar
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indonesia O’Galelano
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indria Pamuhapsari
Indrian Koto
Inung AS
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan ZS
Iva Titin Shovia
Iwan Nurdaya-Djafar
Iwan Simatupang
Jabbar Abdullah
Jakob Oetama
Jakob Sumardjo
Jalaluddin Rakhmat
Jaleswari Pramodhawardani
James Joyce
Jansen H. Sinamo
Januardi Husin
Jauhari Zailani
JJ. Kusni
John H. McGlynn
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joni Ariadinata
Juan Kromen
Junaidi Khab
Kahfie Nazaruddin
Kamajaya Al. Katuuk
Khansa Arifah Adila
Kho Ping Hoo
Khoirul Abidin
Ki Supriyoko
Kiagus Wahyudi
Kitab Para Malaikat
Knut Hamsun
Koh Young Hun
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kunni Masrohanti
Kurniawan
Kuswinarto
L.K. Ara
Laksmi Shitaresmi
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leo Tolstoy
Lesbumi Yogyakarta
Levi Silalahi
Linda Sarmili
Lukisan
Lutfi Mardiansyah
M Shoim Anwar
M. Aan Mansyur
M. Abdullah Badri
M. Adnan Amal
M. Faizi
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Makmur Dimila
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Marianne Katoppo
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Mashuri
Max Arifin
MB. Wijaksana
Melani Budianta
Mohammad Yamin
Muhammad Ainun Nadjib
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mustamin Almandary
Mustiar AR
Musyafak Timur Banua
Myra Sidharta
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nawal el Saadawi
Niduparas Erlang
Nikita Mirzani
Nirwan Ahmad Arsuka
Nizar Qabbani
Nurel Javissyarqi
Nurul Anam
Nurur Rokhmah Bintari
Oka Rusmini
Onghokham
Otto Sukatno CR
Pakcik Ahmad
Pameran
Parakitri T. Simbolon
Pattimura
Pentigraf
Peter Handke
Petrik Matanasi
Pramoedya Ananta Toer
Prima Sulistya
Priyo Suwarno
Prosa
Puisi
Purwanto
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Ng. Ronggowarsito
R. Timur Budi Raja
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sutandya Yudhanto
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Rama Prambudhi Dikimara
Ramadhan KH
Rambuana
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Raudal Tanjung Banua
Raymond Samuel
Reko Alum
Remmy Novaris DM
Remy Sylado
Resensi
Rey Baliate
Ribut Wijoto
Riduan Situmorang
Rikard Diku
Riki Dhamparan Putra
Riri Satria
Rizki Alfi Syahril
Robert Adhi KS
Roland Barthes
Ronggowarsito
Rony Agustinus
Royyan Julian
Rozi Kembara
Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK – SSR)
Rusdy Nurdiansyah
Rusydi Zamzami
S. Arimba
S. Jai
Sabrank Suparno
Safar Nurhan
Sajak
Samsul Anam
Santi T.
Sapardi Djoko Damono
Sari Novita
Sarworo Sp
Sasti Gotama
Sastra Luar Pulau
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekar Sari Indah Cahyani
Selendang Sulaiman
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Setiyardi
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sobih Adnan
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Sonia
Sosiawan Leak
Sovian Lawendatu
Sri Wintala Achmad
Stephen Barber
Subagio Sastrowardoyo
Sugito Ha Es
Sukron Ma’mun
Sumargono SN
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syaifuddin Gani
T. Sandi Situmorang
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater Eska
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Toeti Heraty
Tri Umi Sumartyarini
Ulfatin Ch
Umbu Landu Paranggi
Usman Arrumy
Wahyu Dhyatmika
Wahyu Hidayat
Wawancara
Wayan Jengki Sunarta
Welly Kuswanto
Wicaksono Adi
Willem B Berybe
WS. Rendra
Y.B. Mangunwijaya
Yohanes Sehandi
Yudhistira ANM Massardi
Yukio Mishima
Yusi A. Pareanom
Zainal Arifin Thoha
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Zeynita Gibbons
Zulfikar Akbar
No comments:
Post a Comment