Thursday, August 12, 2021

Jejak Islam di Amerika

Judul: Columbus Menemukan Jejak Islam
Penulis: Wisnu Arya Wardhana
Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, Juni 2009
Tebal: xxviii + 276 halaman
Peresensi: Sukron Ma’mun
suaramerdeka.com
 
SEJARAH peradaban dunia mencatat Columbus sebagai penemu benua Amerika. Hampir puluhan tahun kebenaran sejarah tersebut tidak dipertanyakan atau bahkan dibantah oleh para ahli sejarah mana pun. Belakangan banyak ahli sejarah yang membantah bahwa Columbus sebagai penemu Benua Amerika.
 
Dari deretan nama peneliti asing, muncul Fareed H Numan dalam American Muslim History A Cronological Observation, Youssef Mroueh dalam Muslim In The Americas Before Columbus, dan Ivan Van Sertima lewat They Came before Columbus dan African Presence in Early America. Penulis-penulis tersebut membantah Columbus sebagai penemu benua Amerika, karena faktanya muslim Afrika telah menjejak kaki jauh sebelum Columbus datang.
 
Berbagai fakta inilah yang ingin disampaikan Wisnu Arya Wardhana dalam buku ini ini. Fakta sejarah Columbus yang menemukan benua Amerika layak disanggah, pasalnya kedatangan Columbus ke benua tersebut bukan yang kali pertama sebelum kelompok lain. Columbus bahkan datang belakangan dan sempat meminta berbagai informasi mengenai benua tersebut pada muslim Afrika yang pernah ke sana.
 
Kelompok muslim Afrika disebut sebagai kelompok yang lebih dulu memasuki daratan Amerika. Sebagian besar muslim Afrika yang disinyalir dari daratan Mesir, Afrika, serta muslim dari Asia Arab dan Turki. Fakta dapat dijelaskan dari beberapa prasasti yang ditemukan di negara bagian California oleh Arkeolog Amerika Dr Barry Fell.
 
Berry Fell dalam Saga America mengemukakan bahwa terdapat prasasti bertuliskan Yesus Bin Maria. Menurut Fell frasa dalam prasasti tersebut bertuliskan bahasa Arab. Sementara Prasasti tersebut berusia jauh dari usia Amerika sendiri. Fell juga menemukan beberapa prasasti di California berupa pelajaran Matematika, Geografi, Sejarah, Astronomi, dan Navigasi laut dalam bahasa Arab. Sementara bahasa Arab yang dipakai adalah bahasa Arab Kufi sebagaimana banyak dipakai oleh muslim Afrika Utara. Prasasti tersebut bertarikhkan 800 Masehi atau tujuh abad sebelum kedatangan Columbus (halaman 206-207).
 
Amerigo Vespuci
 
Columbus sendiri melakukan perjalanan ke benua Amerika pada 1492 M. Ia beserta rombongan utusan Kerajaan Spanyol meninggalkan Spanyol pada 3 Agustus 1492 dan baru singgah di Amerika tiga bulan kemudian, yakni 12 Oktober 1492. Perjalanan Columbus ini dicatat oleh seorang juru tulis kerajaan Spanyol yang bernama Amerigo Vespuci.
 
Keberhasilan Columbus ini diagung-agungkan oleh Spanyol yang mengklaim bahwa merekalah yang menemukan benua biru yang kemudian dikenal dengan Amerika. Hingga akhirnya Raja Ferdinand II, yang memerintah Kerajaan Spanyol ketika itu, memberi kepercayaan pada Columbus untuk terus melakukan ekspansi wilayah-wilayah baru untuk dijadikan koloni.
 
Columbus merupakan pahlawan Spanyol serta mendapatkan penghargaan berupa “king cross”. Keberhasilannya juga memberi inspirasi pada negara-negara di Eropa untuk melakukan hal serupa, yakni kolonialisasi ke negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, termasuk ke Asia. Hal ini dapat dipahami karena negara-negara di Eropa pada saat itu telah memiliki peradaban yang tinggi.
 
Columbus mendapat mandat kepercayaan kerajaan untuk terus melakukan pelayaran pada daerah baru. Tercatat empat kali perjalanan Columbus ke Amerika termasuk ke negara-negara Amerika Selatan (latin). Perjalanan kedua terjadi pada tahun 1493-1496 Columbus mencapai beberapa daerah di antaranya; Dominika, Marie Galante, Los Santo dan Guadalupe. Perjalanan ketiga terjadi pada 1498-1500, Columbus menginjakkan kaki di Trinidad. Dan perjalanan terakhir tahun 1502-1504, Columbus mencapai Jamaika.
 
Banyak catatan perjalanan Columbus yang tidak dilaporkan pada kerajaan Spanyol. Di antaranya adalah berbagai daerah yang dikunjungi, ditemukan dan ditaklukkan tidak dilaporkan keberadaannya pada Raja Ferdinand II. Misalnya penemuan bangunan masjid di Cuba yang memiliki arsitektur seperti di masjid-masjid di Afrika Utara. Keberadaan penduduk yang telah mengenal peradaban “modern” juga tidak dilaporkan pada kerajaan Spanyol.
 
Tidak dilaporkannya beberapa temuan dan keadaan daerah kolomi Spanyol dimungkinkan beberapa hal. Pertama, Columbus tidak ingin apa yang telah dicapainya dianggap sia-sia karena daerah-daerah yang telah “ditemukan” sebenarnya bukan daerah baru. Hal ini terkait dengan dana besar yang telah dikeluarkan Kerajaan Spanyol untuk membiayai pelayaran Columbus.
 
Kepentingan Pribadi
 
Kedua, jika diketahui bahwa daerah yang ditemukannya pernah dikunjungi kelompok lain Columbus khawatir tidak mendapatkan gelar kehormatan dari kerajaan. Padahal gelar tersebut sangat diperebutkan oleh petinggi kerajaan; Baron, Senor, dan Senorita. Secara tidak langsung Columbus juga memanfaatkan hal ini untuk kepentingan pribadinya. Dijadikannya Columbus menjadi gubernur senior yang mengawasi beberapa daerah koloni merupakan bukti (halaman 161-163).
 
Columbus memang menjadi pahlawan bagi Spanyol dan negara-negara Eropa, karena telah memberi jalan dan inspirasi kolonialisasi di berbagai negara. Columbus banyak meninggalkan catatan penting bagi peradaban Eropa, namun juga meninggalkan catatan negatif bagi daerah koloni. Columbus juga dituduh telah menggelapkan sejarah dengan tidak menulis fakta yang sejatinya ia lihat.
 
Apa yang ditulis dalam buku ini tidak hanya melulu bantahan bahwa Columbus bukan orang pertama yang datang atau menemukan Amerika, namun juga berbagai fakta terkait dengan Columbus di daerah koloni. Meskipun dengan keterbatasan catatan sejarah namun buku ini cukup untuk membuka wawasan baru dari sejarah Columbus dan catatan Islam di Amerika.
***

http://sastra-indonesia.com/2010/05/jejak-islam-di-amerika/

No comments:

Post a Comment

A Kholiq Arif A. Anzieb A. Muttaqin A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Kirno Tanda Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu Afri Meldam Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Hernawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi Ahid Hidayat Ahmad Baedowi Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Khadafi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Ali Audah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amir Hamzah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andi Achdian Andra Nur Oktaviani Anindita S Thayf Anton Kurnia Anton Kurniawan Apresiasi Sastra (APSAS) Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Aryadi Mellas AS Laksana Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Astree Hawa Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Ngashim Badaruddin Amir Balada Bambang Darto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Budi Darma Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Christine Hakim Cinta Laura Kiehl Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Dandy Bayu Bramasta Dani Sukma Agus Setiawan Daniel Dhakidae Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Rina Cahyani Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dick Hartoko Djajus Pete Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eduard Tambunan Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Faizin Eko Nuryono Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Endang Susanti Rustamadji Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evi Idawati Evi Sukaesih F. Rahardi Fadhila Ramadhona Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Faisal Fathur Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Farid Gaban Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Fina Sato Fitri Franz Kafka Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Hairus Salim Hamdy Salad Happy Salma Hardi Hamzah Hardjono WS Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasif Amini HB Jassin Hendy Pratama Henry Nurcahyo Herman Syahara Hernadi Tanzil Heru Nugroho Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Made Agung Iberamsyah Barbary Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idrus Ignas Kleden Ilham Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imelda Bachtiar Imron Rosyid Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indria Pamuhapsari Indrian Koto Inung AS Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS Iva Titin Shovia Iwan Nurdaya-Djafar Iwan Simatupang Jabbar Abdullah Jakob Oetama Jakob Sumardjo Jalaluddin Rakhmat Jaleswari Pramodhawardani James Joyce Jansen H. Sinamo Januardi Husin Jauhari Zailani JJ. Kusni John H. McGlynn Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joni Ariadinata Juan Kromen Junaidi Khab Kahfie Nazaruddin Kamajaya Al. Katuuk Khansa Arifah Adila Kho Ping Hoo Khoirul Abidin Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kitab Para Malaikat Knut Hamsun Koh Young Hun Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kurniawan Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leo Tolstoy Lesbumi Yogyakarta Levi Silalahi Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah M Shoim Anwar M. Aan Mansyur M. Abdullah Badri M. Adnan Amal M. Faizi M.D. Atmaja Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Marianne Katoppo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Mashuri Max Arifin MB. Wijaksana Melani Budianta Mohammad Yamin Muhammad Ainun Nadjib Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Mulyadi SA Munawir Aziz Mustamin Almandary Mustiar AR Musyafak Timur Banua Myra Sidharta Nara Ahirullah Naskah Teater Nawal el Saadawi Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurur Rokhmah Bintari Oka Rusmini Onghokham Otto Sukatno CR Pakcik Ahmad Pameran Parakitri T. Simbolon Pattimura Pentigraf Peter Handke Petrik Matanasi Pramoedya Ananta Toer Prima Sulistya Priyo Suwarno Prosa Puisi Purwanto Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Ng. Ronggowarsito R. Timur Budi Raja Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan KH Rambuana Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Raudal Tanjung Banua Raymond Samuel Reko Alum Remmy Novaris DM Remy Sylado Resensi Rey Baliate Ribut Wijoto Riduan Situmorang Rikard Diku Riki Dhamparan Putra Riri Satria Rizki Alfi Syahril Robert Adhi KS Roland Barthes Ronggowarsito Rony Agustinus Royyan Julian Rozi Kembara Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK – SSR) Rusdy Nurdiansyah Rusydi Zamzami S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Sajak Samsul Anam Santi T. Sapardi Djoko Damono Sari Novita Sarworo Sp Sasti Gotama Sastra Luar Pulau Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekar Sari Indah Cahyani Selendang Sulaiman Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Setiyardi Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sobih Adnan Soegiharto Sofyan RH. Zaid Sonia Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sri Wintala Achmad Stephen Barber Subagio Sastrowardoyo Sugito Ha Es Sukron Ma’mun Sumargono SN Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani T. Sandi Situmorang Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Toeti Heraty Tri Umi Sumartyarini Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy Wahyu Dhyatmika Wahyu Hidayat Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Adi Willem B Berybe WS. Rendra Y.B. Mangunwijaya Yohanes Sehandi Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusi A. Pareanom Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito Zeynita Gibbons Zulfikar Akbar