Friday, July 23, 2021

Puisi-Puisi Evi Idawati

suarakarya-online.com
 
DI BAITURAHMAN
 
Tunduk keningku digerbang yang tertutup pagar
Gelandangan dan pengemis menadah waktu
Aku terisak diserambi lantaimu
Mengintip mihrab ruang sujud dan tawajuh
Jubah kebesaran seorang imam
Pagar besi menahan lenguh lapar, desah dahaga
Menyebutmu dengan getaran malam
Pun suara burung menggugah kubah yang tersamar
“Malam ini, rumahmu bukan rumah bagi kami,
para perindu yang senantiasa memanggilmu”
Bekas telapak tangan di sajadah hitam terhampar
Jika kuukir monumen
dari suara ruh yang menyerumu bersamaku
Apakah akan terbuka juga akhirnya gerbang besi itu?
Kedua tangan yang terangkat
dengan lafal kuat menghentak
Aku terbang didalamnya menyentuh kata-kata
Kepada sahabat yang menitipkan raganya
Gerak jariku meraba, sampai dimana kaki pengembara
Menjelajah negeri yang mengibarkan sunyi
Di Baiturahman wajahmu terhampar
Di bumi yang mendendangkan rintihan sebagai hujan
 
Banda Aceh November 2007.
 
 
 
MONUMEN KEMATIAN
 
Siapa terkubur, siapa mengubur
Diundakan pintu aku menadahkan kepalaku
Memandang gelap langit malam
Dan renteng doa tak henti menyapa
Dari bibir waktu
“Kau dengar suara pilu dari detak angin
yang menyentuhmu?”
Tanyaku pada pada basah bumi
Dengan serpihan hati
Aku berdiri diatas tangis dan teriakan
Jerit dan ratapan membayang
 
Untuk apa dibangun monument kematian ini
Jika bukan untuk mengingatkan kebesaran tunggal
Pemilik segala kehidupanTapi kerendahan hati menjadi langka
Senyum terasa mahal dan menyiksa
Bagi nyawa yang masih meraba dan menduga
 
Lenyaplah malam saat kata-kata menjadi biang
Dan monument kematian
Hanya batu yang menanda
 
Siapa terkubur, siapa mengubur
 
Ulee Lheu, November 2007.
 
 
 
MANTRA BIKSU TUA DI KUIL PNOMPENH
 
Langkah kaki tanpa sepatu menapak bumi
Sehelai kain menandai
Dengung mantra dari bibirmu
Mengeratkan waktu dengan jarimu
“Menjadi Budha, menjadi Budha.”
Tapi genggam tanganmu, biksu
Terlepas oleh bedil
Tangan dan lehermu terpahat parang dan kelewang
Gelembung darahmu melukis bumi
Keriuhan mengalir cekam sunyi membumbui
Pohon-pohon besar yang menaungimu, biksu
Mendendangkan mantra untukmu
Saat engkau dibawahnya terbujur tanpa kepala
Daun-daunnya bergerak seirama tembang
dari gaung genta
Mengantar ruhmu ke surga
Disudut jembatan kota matamu terbuka
Melihat pancang kepala para biksu tua dan muda
Yang terjejer rapi
Instalasi bekunya hati
 
Lalu hening hari membungkus
Kuilmu terberangus
 
Telapakmu bertemu
Henti didada
Di kuil tua engkau merapal mantra
Mendendang doa bagi cinta
 
Jogja 2007.
 
 
 
DITELUK KENDARI
 
Matahari-matahari,
Begitulah engkau menyapaku lewat senja
Saat rambut bakau memerah diteluk kendari
Dan gerak angin yang mendesir mengeliatkan pasir
Gumpalan tanah berwarna yang menutup rawa-rawa
Engkau memanduku dengan deru
dan raung hati yang berbunga
Kita duduk menyaksikan gelombang
Kebisuan kita adalah tegur sapa
“Jika malam engkau menjadi bulan.
Aku melihat purnama dilangit-langit matamu.”
Suaramu menggugah rasa yang tertimbun belukar
Kering sudah dedaunan, pun air bagi ikan
 
Matahari-matahari,
Kembali engkau menyapaku setiap malam
Kala bisik angin dan dedaunan menyiratkan makna
Tentang pertemuan dan percakapan lampau
Layar perahu menampar arah
Dayung mendesir menggugah laju ke hilir
 
Dipagar laut kita memandang riak
Menyentuh lumpur dan daun
Jimat yang tertempel dipintuMenggugah rindu
 
Matahari-matahari,
Senantiasa engkau menyapaku
Puja kata yang hidup dari dering dan sinyal
Dikedalaman tapak yang tergariskan
 
Jogja 2007.
 
 
 
MENABUR TEH
 
Kesetianku menabur teh ditanah pagi hari
seakan menumpuk
Lembar demi lembar rindu bagi adenium sepi
Terawang wajahmu dalam gembur dan basah bumi
Memikat angin membuahi
Dimanakah matahariku hari ini?
Telunjuk semesta berputar mencari gawang
Berhenti saat dengung angin terdengar garang
“Akulah penakluk badai penggempur awan
raga sunyi bagi kepedihan!”
Pikuk pagi menabuh membuka layar
Engkau menapak dua jarak
Bilakah terpikir olehmu untuk sekejap
bertatap lumpuhkan hasratTapi jariku mencatat
Liuk akar
Putik binar
Lekuk bunga
Mengerjap sabda
 
Kesetianku menabur teh ditanah pagi hari
Laku musashi memaknai
Kelebat cepat tajam pedang
Penari gipsi melempar
Tarot peramal
 
Jogja 2007.

http://sastra-indonesia.com/2009/01/puisi-puisi-evi-idawati/

No comments:

Post a Comment

A Kholiq Arif A. Anzieb A. Muttaqin A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Kirno Tanda Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu Afri Meldam Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Hernawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi Ahid Hidayat Ahmad Baedowi Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Khadafi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Ali Audah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amir Hamzah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andi Achdian Andra Nur Oktaviani Anindita S Thayf Anton Kurnia Anton Kurniawan Apresiasi Sastra (APSAS) Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Aryadi Mellas AS Laksana Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Astree Hawa Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Ngashim Badaruddin Amir Balada Bambang Darto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Budi Darma Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Christine Hakim Cinta Laura Kiehl Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Dandy Bayu Bramasta Dani Sukma Agus Setiawan Daniel Dhakidae Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Rina Cahyani Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dick Hartoko Djajus Pete Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eduard Tambunan Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Faizin Eko Nuryono Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Endang Susanti Rustamadji Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evi Idawati Evi Sukaesih F. Rahardi Fadhila Ramadhona Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Faisal Fathur Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Farid Gaban Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Fina Sato Fitri Franz Kafka Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Hairus Salim Hamdy Salad Happy Salma Hardi Hamzah Hardjono WS Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasif Amini HB Jassin Hendy Pratama Henry Nurcahyo Herman Syahara Hernadi Tanzil Heru Nugroho Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Made Agung Iberamsyah Barbary Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idrus Ignas Kleden Ilham Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imelda Bachtiar Imron Rosyid Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indria Pamuhapsari Indrian Koto Inung AS Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS Iva Titin Shovia Iwan Nurdaya-Djafar Iwan Simatupang Jabbar Abdullah Jakob Oetama Jakob Sumardjo Jalaluddin Rakhmat Jaleswari Pramodhawardani James Joyce Jansen H. Sinamo Januardi Husin Jauhari Zailani JJ. Kusni John H. McGlynn Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joni Ariadinata Juan Kromen Junaidi Khab Kahfie Nazaruddin Kamajaya Al. Katuuk Khansa Arifah Adila Kho Ping Hoo Khoirul Abidin Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kitab Para Malaikat Knut Hamsun Koh Young Hun Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kurniawan Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leo Tolstoy Lesbumi Yogyakarta Levi Silalahi Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah M Shoim Anwar M. Aan Mansyur M. Abdullah Badri M. Adnan Amal M. Faizi M.D. Atmaja Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Marianne Katoppo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Mashuri Max Arifin MB. Wijaksana Melani Budianta Mohammad Yamin Muhammad Ainun Nadjib Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Mulyadi SA Munawir Aziz Mustamin Almandary Mustiar AR Musyafak Timur Banua Myra Sidharta Nara Ahirullah Naskah Teater Nawal el Saadawi Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurur Rokhmah Bintari Oka Rusmini Onghokham Otto Sukatno CR Pakcik Ahmad Pameran Parakitri T. Simbolon Pattimura Pentigraf Peter Handke Petrik Matanasi Pramoedya Ananta Toer Prima Sulistya Priyo Suwarno Prosa Puisi Purwanto Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Ng. Ronggowarsito R. Timur Budi Raja Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan KH Rambuana Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Raudal Tanjung Banua Raymond Samuel Reko Alum Remmy Novaris DM Remy Sylado Resensi Rey Baliate Ribut Wijoto Riduan Situmorang Rikard Diku Riki Dhamparan Putra Riri Satria Rizki Alfi Syahril Robert Adhi KS Roland Barthes Ronggowarsito Rony Agustinus Royyan Julian Rozi Kembara Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK – SSR) Rusdy Nurdiansyah Rusydi Zamzami S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Sajak Samsul Anam Santi T. Sapardi Djoko Damono Sari Novita Sarworo Sp Sasti Gotama Sastra Luar Pulau Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekar Sari Indah Cahyani Selendang Sulaiman Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Setiyardi Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sobih Adnan Soegiharto Sofyan RH. Zaid Sonia Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sri Wintala Achmad Stephen Barber Subagio Sastrowardoyo Sugito Ha Es Sukron Ma’mun Sumargono SN Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani T. Sandi Situmorang Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Toeti Heraty Tri Umi Sumartyarini Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy Wahyu Dhyatmika Wahyu Hidayat Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Adi Willem B Berybe WS. Rendra Y.B. Mangunwijaya Yohanes Sehandi Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusi A. Pareanom Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito Zeynita Gibbons Zulfikar Akbar