Friday, January 22, 2021

SAMBARAN API ENERGI KREATIF BAGUS PUTU PARTO

Djoko Saryono 

Puisi-puisi Bagus Putu Parto yang dihimpun ini merupakan jilatan dan sambaran bara api energi kreatif Bagus Putu Parto, yang tak kunjung padam atau redup nyalanya kendati sudah merambat, menjilat, dan menyambar kemana-mana. Bara api energi kreatif itu pada mulanya membakar dunia teater hingga dunia teater bernyala (baca: perteateran Blitar). Kalender bersalin waktu, lantas jilatan api energi kreatif Bagus menyambar dunia fiksi hingga dunia fiksi pun terbakar (baca: polemik sastra pedalaman).
 
Bara api energi kreatif itu makin membesar, kemudian juga menyambar dunia usaha hingga usaha boga rotinya membesar tanpa dinyana. Lebih jauh lagi bahkan bara api energi kreatif Bagus melalap habis dunia kebudayaan dalam arti seluas-luasnya hingga budi dan daya para pemangku budaya bernyala terang – di sini kita ingat Rumah Budaya Kalimasada yang menjadi ruang artikulasi berbagai ragam atau bentuk reportoar budaya. Itu sebabnya, puisi-puisi Bagus menjadi bagian terpadu (integral) sektor kebudayaan yang dilibati dan dihidupi oleh Bagus, terutama teater, fiksi, boga roti, dan seni pada umumnya.
 
Tungku kebudayaan Bagus senantiasa dinyalakan sejak umur belia sampai separuh abad lebih sekarang – dengan bara api energi kreatif terus stabil dan menyala terang. Bahan kabarnya dipasok secara memadai dan berkelanjutan, tak pernah berhenti. Bahan bakar itu berupa elan vital, etos, dan spirit kebudayaan terutama kesenian yang kuat dan kokoh melintasi waktu. Harus diakui, Bagus memiliki cadangan elan vital, etos, dan spirit berkebudayaan atau berkesenian yang kuat-bagus berkat kemampuan dan kepiawaiannya meramu kepentingan material dan kepentingan simbolis-sosial.
 
Tak ayal, dunia teater, fiksi, dan puisi dengan dunia boga roti bisa bersimbiose mutualistis di dalam gerak kebudayaan atau kesenian Bagus. Paling tidak, selama 20 tahun terakhir keempat sektor tersebut menyala berdampingan serasi berkat elan vital, etos, dan spirit berkesenian berkobar. Di sinilah kita tahu, puisi-puisi Bagus yang termuat dalam antologi ini pada dasarnya manifestasi bara api energi kreatif yang disokong kobaran elan vital, etos, dan spirit berkebudayaan khususnya berkesenian Bagus yang terus-menerus menyala secara kuat-besar.
 
Kuat-besarnya nyala-kobar elan vital, etos, dan spirit berkesenian Bagus terlihat dalam diksi, larik, bait, gaya, nada, dan tempo hampir semua puisinya yang terhimpun dalam antologi ini. Sebagai contoh, diksi-diksi puisi Bagus begitu lugas, terang, gamblang, tanpa tedeng aling-aling, dan ekspresif sekali. Mulai berurusan dengan pejabat, pembesar, pahlawan, orang kebanyakan sampai urusan ketuhanan, puisi-puisi Bagus memakai diksi-diksi lugas, menggebu, dan penuh daya jotos. Nyaris tak ada diksi remang, apalagi gelap, dalam puisi-puisi Bagus baik puisi bernuansa heroik-nasionalis, sosial-politis, sosial-etis maupun spiritual.
 
Puisi-puisi yang bercorak heorik-nasionalis berporos Bung Karno – yang ada di bagian-bagian awal antologi ini – menggunakan diksi-diksi lugas yang menggebu dan penuh semangat. Demikian juga puisi-puisi yang bernuansa spiritual atau minimal ketuhanan – yang diletakkan di bagian-bagian akhir antologi ini – memakai diksi gamblang, terang, dan menggebu sekalipun tak terkesan menantang – di hadapan Tuhan atau Yang Absolut diksi yang digunakan merunduk dan merendah sekalipun menguarkan nada tegak. Diksi-diksi seperti tersebut disusun dalam bait-bait yang lincah, terang, dan mengalir lancar.
 
Gaya puisi-puisi Bagus dalam antologi ini seperti orang berjalan cepat, bukan menari gemulai. Diksi, bait, dan gaya seperti tersebut ditunjang oleh tempo yang cepat, lincah, dan berderap – tak lembut dan gemulai – disertai nada yang sering tinggi, lantang, kadang melabrak, kadang merunduk tegas, dan penuh kecekatan. Watak puisi-puisi seperti tersebut mengingatkan saya kepada salah seorang tokoh Kurawa bernama Kartomarmo. Kebetulan Bagus Putu Parto mengidolakan Kartomarmo, seorang tokoh kiri yang antagogis dalam pewayangan Jawa, sehingga saya ingin menyebut puisi-puisi Bagus dalam antologi ini bagai mengekspresikan watak Kartomarmo. Oleh sebab itu, saya ingin mengatakan, puisi-puisi Bagus dalam antologi ini merupakan pengucapan puitik Kartomarmo-isme ala Bagus Putu Parto.
 
Itulah paradoks puisi Bagus dan mungkin juga itulah paradoks kehidupan Bagus Putu Parto – di tengah banyak orang menginginkan menjadi Pandawa, Bagus malah membayangkan diri sebagai Kurawa – di tengah banyak penyair menyenangi puisi gelap atau remang yang penuh kebyar simbolisme, Bagus malah menulis puisi terang-benderang yang mengambyarkan simbolisme dan metafora yang kompleks.
 
Keterangan Buku:
 
Antologi Puisi: Km 0
Karya: Bagus Putu Parto
Penerbit: Tankali, Juli 2020
Tebal: 96 hlm, kumpulan 53 puisi
Kata Pengantar: Tengsoe Tjahjono
 
22 Jan 2021 http://sastra-indonesia.com/2021/01/sambaran-api-energi-kreatif-bagus-putu-parto/

No comments:

Post a Comment

A Kholiq Arif A. Anzieb A. Muttaqin A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Kirno Tanda Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu Afri Meldam Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Hernawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi Ahid Hidayat Ahmad Baedowi Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Khadafi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Ali Audah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amir Hamzah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andi Achdian Andra Nur Oktaviani Anindita S Thayf Anton Kurnia Anton Kurniawan Apresiasi Sastra (APSAS) Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Aryadi Mellas AS Laksana Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Astree Hawa Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Ngashim Badaruddin Amir Balada Bambang Darto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Budi Darma Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Christine Hakim Cinta Laura Kiehl Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Dandy Bayu Bramasta Dani Sukma Agus Setiawan Daniel Dhakidae Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Rina Cahyani Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dick Hartoko Djajus Pete Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eduard Tambunan Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Faizin Eko Nuryono Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Endang Susanti Rustamadji Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evi Idawati Evi Sukaesih F. Rahardi Fadhila Ramadhona Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Faisal Fathur Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Farid Gaban Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Fina Sato Fitri Franz Kafka Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Hairus Salim Hamdy Salad Happy Salma Hardi Hamzah Hardjono WS Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasif Amini HB Jassin Hendy Pratama Henry Nurcahyo Herman Syahara Hernadi Tanzil Heru Nugroho Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Made Agung Iberamsyah Barbary Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idrus Ignas Kleden Ilham Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imelda Bachtiar Imron Rosyid Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indria Pamuhapsari Indrian Koto Inung AS Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS Iva Titin Shovia Iwan Nurdaya-Djafar Iwan Simatupang Jabbar Abdullah Jakob Oetama Jakob Sumardjo Jalaluddin Rakhmat Jaleswari Pramodhawardani James Joyce Jansen H. Sinamo Januardi Husin Jauhari Zailani JJ. Kusni John H. McGlynn Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joni Ariadinata Juan Kromen Junaidi Khab Kahfie Nazaruddin Kamajaya Al. Katuuk Khansa Arifah Adila Kho Ping Hoo Khoirul Abidin Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kitab Para Malaikat Knut Hamsun Koh Young Hun Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kurniawan Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leo Tolstoy Lesbumi Yogyakarta Levi Silalahi Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah M Shoim Anwar M. Aan Mansyur M. Abdullah Badri M. Adnan Amal M. Faizi M.D. Atmaja Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Marianne Katoppo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Mashuri Max Arifin MB. Wijaksana Melani Budianta Mohammad Yamin Muhammad Ainun Nadjib Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Mulyadi SA Munawir Aziz Mustamin Almandary Mustiar AR Musyafak Timur Banua Myra Sidharta Nara Ahirullah Naskah Teater Nawal el Saadawi Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurur Rokhmah Bintari Oka Rusmini Onghokham Otto Sukatno CR Pakcik Ahmad Pameran Parakitri T. Simbolon Pattimura Pentigraf Peter Handke Petrik Matanasi Pramoedya Ananta Toer Prima Sulistya Priyo Suwarno Prosa Puisi Purwanto Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Ng. Ronggowarsito R. Timur Budi Raja Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan KH Rambuana Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Raudal Tanjung Banua Raymond Samuel Reko Alum Remmy Novaris DM Remy Sylado Resensi Rey Baliate Ribut Wijoto Riduan Situmorang Rikard Diku Riki Dhamparan Putra Riri Satria Rizki Alfi Syahril Robert Adhi KS Roland Barthes Ronggowarsito Rony Agustinus Royyan Julian Rozi Kembara Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK – SSR) Rusdy Nurdiansyah Rusydi Zamzami S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Sajak Samsul Anam Santi T. Sapardi Djoko Damono Sari Novita Sarworo Sp Sasti Gotama Sastra Luar Pulau Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekar Sari Indah Cahyani Selendang Sulaiman Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Setiyardi Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sobih Adnan Soegiharto Sofyan RH. Zaid Sonia Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sri Wintala Achmad Stephen Barber Subagio Sastrowardoyo Sugito Ha Es Sukron Ma’mun Sumargono SN Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani T. Sandi Situmorang Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Toeti Heraty Tri Umi Sumartyarini Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy Wahyu Dhyatmika Wahyu Hidayat Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Adi Willem B Berybe WS. Rendra Y.B. Mangunwijaya Yohanes Sehandi Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusi A. Pareanom Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito Zeynita Gibbons Zulfikar Akbar