Monday, August 10, 2020

Akhir Perjalanan Seorang Sastrawan Indonesia O’Galelano

Atau Muhammad Idrus Djoge (17 Nov 1940 - 1 Agu 2012)

M. Adnan Amal *

Mungkin, tak banyak yang mengenal penyair angkatan 66 ini. Bernama asli Muhammad Idrus Djoge, lahir di Galela, Halmahera (Maluku Utara) 17 November 1940. Pada tanggal 1 Agustus 2012, Indonesia O’Galelano (IOG) telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang di kediamannya di Depok, Jakarta. Muhammad Idrus Djoge (selanjutnya disingkat MID), sastrawan gaek satu-satunya yang dimiliki daerah Maluku Utara.

Kepergiannya tidak hanya berarti perginya seorang sastrawan, tetapi bagi kita di daerah ini, berarti pula kepergian seorang seniman dan budayawan yang telah menyegarkan keringnya di dunia kesusastraan, dan seni budaya daerah, yang sudah “miskin sastrawan” ini. MID lahir di desa Igobula, Kecamatan Galela, Halmahera tahun 1940. Jalan pendidikannya tidaklah tinggi, dibanding dengan karya-karyanya. Tamat SMP Negeri 1 Ternate, kira-kira tahun 1954. SMA, dan APPI Jakarta, dan terakhir di Fakultas Publisistik Universitas lbnu Khaldun, Jakarta (tidak tamat).

Indonesia O’Galelano adalah seorang otodidak yang sangat tangguh. Ketika masih duduk di bangku kelas 3 SMP, telah mementaskan dua lakon dari buku susastra bertaraf Internasional: “Saijab” dan “Adinda” karyanya Edward Douwes Dekker, yang sarat dengan tuntutan politik kolonialisme, serta “Bunga Rumah Makan” karya Utuy Tatang Sontani. Dan pementasan itu peroleh sukses besar, mengingat jumlah penonton yang melimpah-ruah. Pementasan kedua karya MID inilah, jelas menggambarkan betapa tinggi minatnya terhadap dunia seni susastra.

Usai menamatkan SMP, Indonesia O’Galelano berhijrah ke Jakarta, bukan untuk melanjutkan studi, tetapi bergabung dan terjung langsung ke dunia sastra di ibukota negeri ini sebagai salah seorang pendatang baru sastra. Lalu, beberapa tahun kemudian, bergabung dengan H.B. Jassin, di gelari paus sastra Indonesia. Atas anjuran Jassin, MID mulai menulis puisi dan dimuat pada Mimbar Indonesia. Dan setelah beberapa kali menulis di majalah bergengsi tersebut, dapatlah dirinya dikatakan telah berkualifikasi sebagai sastrawan Nasional.

***

Ketika H.B. Jassin mempelopori berdirinya Manifesto Kebudayaan (Manikebu), Indonesia O’Galelano turut aktif membantunya, dan duduk sebagai pengurus pusat Manikebu. Walau Manikebu menurut para pengurusnya, akan menyebarluaskan ajaran-ajaran Bung Karno di bidang kebudayaan, tetapi Manikebu memperoleh tantangan kuat dari Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), lembaga kebudayaan mantel partai politik PKI (Partai Komunis Indonesia).

Lekra menuntut pembubaran Manikebu, yang akan menyebarluaskan ajaran kebudayaan kaum borjuis, dan bukan ajaran Bung Karno. Dalam adu kekuatan pemikiran Lekra dengan Manikebu, Lekra berhasil menyisihkan Manikebu, yang akhirnya bubar oleh gempuran Lekra. Dan MID pun terpaksa dan dipaksa menghentikan kegiatannya dalam menulis puisi, lantas mengalihkan kegiatan keseniannya sebagai Sekjen Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Islam), sebuah organisasi kebudayaan yang didukung organisasi Islam, disamping jadi muazin di Masjid Istiqlal, Jakarta.

***

Dalam suatu perjumpaan, saya pernah menanyakan mengapa dia tidak produktif lagi menulis puisi, MID menjawab, bahwa sumur tempat ia menimba air telah kering. Dan bulan Ferbuari 2011 lalu, saya menyempatkan diri bersilaturrahim ke rumahnya, yang tengah terbaring sakit. Beberapa waktu berikutnya, ketika akan pulang ke Ternate, saya masih sempatkan diri datang sekali lagi ke rumahnya di Depok. Inilah pertemuan saya dengan MID (Muhammad Idrus Djoge) untuk terakhir kalinya, sambil menyerahkan sekedar biaya tambahan beli obat.

Di atas semua itu, kepergian MID, merupakan kehilangan besar bagi daerah Halmahera, dikarena hingga kini, kita belum mempunyai sastrawan, seniman dan budayawan sekaliber dengannya. Bahkan tanda-tanda penggantinya pun belum muncul. Mencari dan menemukan seorang sastrawan-seniman-budayawan sekaliber MID/IOG (Indonesia O Galelano) sangatlah sulit. Namun hendaknya tak boleh putus asa, dan harus terus berupaya menemukannya, selain menciptakan karya.

Kepergian MID di bulan suci Ramadhan, dikarenakan Allah Swt sangat mencintainya untuk hadir di sisi-Nya. Dan atas kehendak-Nya pulalah dalam mengatasi permasalahan, termasuk apakah daerah ini telah memiliki pengganti MID ataukah belum. 

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

***

(Cover buku dari Mahamuda)

Sumber tulisan: Borero | Tulisan-Tulisan Yang Tercecer (2018: 261-263). 

Ket. Foto: Alm. Idrus Djoge (foto koleksi keluarga atau anak beliau Fahry Djoge).

*) Ket tambahan: Ini adalah tulisan almarhum M. Adnan Amal (Hakim-sejarawan; 1930-2017, penulis buku "Kepulauan Rempah-Rempah") yang saya peroleh di grup facebook Galela Tobelo Tempo Doeloe, yang sedikit saya sentuh-sentuh, semoga beliaunya beserta Allah Swt ridho, amien... (Nurel Jav).

http://sastra-indonesia.com/2020/06/akhir-perjalanan-seorang-sastrawan-indonesia-ogalelano/

No comments:

Post a Comment

A Kholiq Arif A. Anzieb A. Muttaqin A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Kirno Tanda Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu Afri Meldam Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Hernawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi Ahid Hidayat Ahmad Baedowi Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Khadafi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Ali Audah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amir Hamzah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andi Achdian Andra Nur Oktaviani Anindita S Thayf Anton Kurnia Anton Kurniawan Apresiasi Sastra (APSAS) Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Aryadi Mellas AS Laksana Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Astree Hawa Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Ngashim Badaruddin Amir Balada Bambang Darto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Budi Darma Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Christine Hakim Cinta Laura Kiehl Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Dandy Bayu Bramasta Dani Sukma Agus Setiawan Daniel Dhakidae Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Rina Cahyani Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dick Hartoko Djajus Pete Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eduard Tambunan Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Faizin Eko Nuryono Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Endang Susanti Rustamadji Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evi Idawati Evi Sukaesih F. Rahardi Fadhila Ramadhona Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Faisal Fathur Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Farid Gaban Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Fina Sato Fitri Franz Kafka Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Hairus Salim Hamdy Salad Happy Salma Hardi Hamzah Hardjono WS Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasif Amini HB Jassin Hendy Pratama Henry Nurcahyo Herman Syahara Hernadi Tanzil Heru Nugroho Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Made Agung Iberamsyah Barbary Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idrus Ignas Kleden Ilham Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imelda Bachtiar Imron Rosyid Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indria Pamuhapsari Indrian Koto Inung AS Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS Iva Titin Shovia Iwan Nurdaya-Djafar Iwan Simatupang Jabbar Abdullah Jakob Oetama Jakob Sumardjo Jalaluddin Rakhmat Jaleswari Pramodhawardani James Joyce Jansen H. Sinamo Januardi Husin Jauhari Zailani JJ. Kusni John H. McGlynn Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joni Ariadinata Juan Kromen Junaidi Khab Kahfie Nazaruddin Kamajaya Al. Katuuk Khansa Arifah Adila Kho Ping Hoo Khoirul Abidin Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kitab Para Malaikat Knut Hamsun Koh Young Hun Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kurniawan Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leo Tolstoy Lesbumi Yogyakarta Levi Silalahi Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah M Shoim Anwar M. Aan Mansyur M. Abdullah Badri M. Adnan Amal M. Faizi M.D. Atmaja Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Marianne Katoppo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Mashuri Max Arifin MB. Wijaksana Melani Budianta Mohammad Yamin Muhammad Ainun Nadjib Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Mulyadi SA Munawir Aziz Mustamin Almandary Mustiar AR Musyafak Timur Banua Myra Sidharta Nara Ahirullah Naskah Teater Nawal el Saadawi Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurur Rokhmah Bintari Oka Rusmini Onghokham Otto Sukatno CR Pakcik Ahmad Pameran Parakitri T. Simbolon Pattimura Pentigraf Peter Handke Petrik Matanasi Pramoedya Ananta Toer Prima Sulistya Priyo Suwarno Prosa Puisi Purwanto Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Ng. Ronggowarsito R. Timur Budi Raja Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan KH Rambuana Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Raudal Tanjung Banua Raymond Samuel Reko Alum Remmy Novaris DM Remy Sylado Resensi Rey Baliate Ribut Wijoto Riduan Situmorang Rikard Diku Riki Dhamparan Putra Riri Satria Rizki Alfi Syahril Robert Adhi KS Roland Barthes Ronggowarsito Rony Agustinus Royyan Julian Rozi Kembara Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK – SSR) Rusdy Nurdiansyah Rusydi Zamzami S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Sajak Samsul Anam Santi T. Sapardi Djoko Damono Sari Novita Sarworo Sp Sasti Gotama Sastra Luar Pulau Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekar Sari Indah Cahyani Selendang Sulaiman Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Setiyardi Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sobih Adnan Soegiharto Sofyan RH. Zaid Sonia Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sri Wintala Achmad Stephen Barber Subagio Sastrowardoyo Sugito Ha Es Sukron Ma’mun Sumargono SN Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani T. Sandi Situmorang Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Toeti Heraty Tri Umi Sumartyarini Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy Wahyu Dhyatmika Wahyu Hidayat Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Adi Willem B Berybe WS. Rendra Y.B. Mangunwijaya Yohanes Sehandi Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusi A. Pareanom Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito Zeynita Gibbons Zulfikar Akbar