Thursday, September 10, 2020

Pak Jakob Oetama yang 'Nguwongke'

 Feby Indirani

Di suatu malam sekitar tahun 2003, saya yang masih reporter muda piyik piyik datang ke suatu acara media yang cukup besar, dihadiri oleh sejumlah orang nomor satu di bisnis media di Indonesia, antara lain Pak Jakob Oetama. Saya tentu saja mengenalinya (siapa yang tidak?). Yang mengejutkan setelah acara selesai, ketika posisi berdiri kami tidak terlalu jauh, beliau justru mendekat dan mengulurkan tangan kepada saya.

“Jakob,” ujarnya sopan.

Saya menjawab dengan grogi dan salah tingkah.

Kejadian beberapa detik itu masih saya ingat terus (padahal saya sudah lupa sama sekali apa dan dimana acara besar yang kami hadiri). Saya selalu menceritakan insiden kecil itu sebagai suatu contoh, bagaimana tokoh sebesar beliau justru bisa begitu rendah hati dan tidak ngehe sebagaimana yang ditunjukkan sebagian ‘seleb’ medsos hari-hari ini. Mungkin memang beda jaman, beda ‘currency’ ya. Di generasi Pak Jakob, kerendahatian mungkin masih menjadi nilai yang penting dan diutamakan, sementara sekarang sepertinya mereka yang ngehe dan over pede mungkin kerap lebih dihargai. Tapi kejadian kecil dengan Pak Jakob selalu saya jadikan contoh bahwa orang yang berbuat banyak dan memiliki banyak bisa kok nggak perlu belagu dan angkat dagu hehe.

Lalu pada 2011 saya bergabung dengan Kompas TV sebagai news producer, sebelum tv ini resmi launching. Di awal dulu itu, kami para produser dari TV ada jadwal untuk rapat redaksi bareng di kantor Harian Kompas. Ketika itu Pak Jakob masih sehat dan kerap ikut rapat redaksi. Jadi saya pernah ngalamin rapat redaksi di sebelah Pak Jakob (seperti biasa saya mati gaya aja haha).

Yang saya rasakan waktu itu, beliau memang nggak pernah memosisikan diri sebagai orang paling penting ataupun paling pintar di ruangan, jadi santai dan humble aja. Beliau sempat nanya, “Kenapa ya kalau di TV itu kok turn over karyawannya tinggi sekali?“

Beliau membandingkan dengan karyawan di Kompas yang memang biasanya masa usia kerjanya awet-awet, hingga puluhan tahun. Saya tau betul ada beberapa orang yang memang bertahan kerja di grup Kompas ‘hanya’ karena setia sama Pak Jakob. Orang-orang ini ada yang kecewa dengan kebijakan manajemen yang sekarang, setelah Pak Jakob tidak banyak turun tangan lagi. Tapi tetap saja mereka berikrar setia pada Kompas selama Pak Jakob masih ada.

Waktu belajar saya di Grup Kompas memang hanya 2 tahun. Dalam 2 tahun itu saya mengamati dan mengalami bagaimana budaya perusahaan di grup ini, yang diwariskan dari waktu ke waktu. Sebagaimana apapun di dunia, tentu Grup Kompas bukan tak punya kekurangan. Tapi satu hal yang saya alami adalah bagaimana Kompas selalu berusaha ‘nguwongke’ (memanusiakan) karyawan dan orang-orang di dalam habitat mereka.

Salah satu tradisi yang ada di grup Kompas (sampai saat saya kerja di sana) adalah mendapatkan bonus sebulan gaji setiap Pak Jakob ulang tahun bulan September. Saya dan beberapa teman produser yang baru masuk di bulan Mei tahun itu bertanya-tanya, kami sudah dihitung belum ya untuk bonus ini? Kan belum 3 bulan kerja. Eh ternyata, dapat. Yayy. Saya lupa besaran persisnya, tapi kesannya yang melekat. Bahwa saya dan teman-teman baru sudah dianggap bagian dari keluarga besar Kompas.

Suatu hari saya melihat warung-warung makan di depan kantor Kompas TV Palmerah dibongkar Kamtib. Penggorengan, panci dan alat masak lainnya berhamburan di jalanan. Hal ini sempat jadi pembicaraan di kalangan karyawan, karena kami kasihan kepada para pedagang kecil ini. Tapi tak lama tersiar kabar, para pedagang makanan ini mendapat lahan berjualan baru, yaitu di lahan kantor Kompas. Tempat makan ini luas dan menyenangkan, dan jadi tempat makan dan tempat nongkrong baru bagi para karyawan.

Kami betul-betul senang dan bersyukur karena Kompas menyediakan tempat baru bagi para pedagang makanan yang digusur itu. Dan kami juga senang punya kantin baru dengan harga terjangkau kantong.

Pak Jakob Oetama dan budaya perusahaan yang sedikit banyak diwarisi dari karakter beliau inilah, yang selalu saya ceritakan, dan ingin saya rawat sebisanya, di tengah era yang sibuk berisik, serba pamer kekuatan dan cenderung mengabaikan orang lain ini.

***

No comments:

Post a Comment

A Kholiq Arif A. Anzieb A. Muttaqin A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Kirno Tanda Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu Afri Meldam Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Hernawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi Ahid Hidayat Ahmad Baedowi Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Khadafi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Ali Audah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amir Hamzah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andi Achdian Andra Nur Oktaviani Anindita S Thayf Anton Kurnia Anton Kurniawan Apresiasi Sastra (APSAS) Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Aryadi Mellas AS Laksana Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Astree Hawa Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Ngashim Badaruddin Amir Balada Bambang Darto Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Budi Darma Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Christine Hakim Cinta Laura Kiehl Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Dandy Bayu Bramasta Dani Sukma Agus Setiawan Daniel Dhakidae Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Rina Cahyani Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dick Hartoko Djajus Pete Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eduard Tambunan Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Faizin Eko Nuryono Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Endang Susanti Rustamadji Erwin Setia Esai Esha Tegar Putra Evi Idawati Evi Sukaesih F. Rahardi Fadhila Ramadhona Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Faisal Fathur Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Farid Gaban Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Fina Sato Fitri Franz Kafka Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Hairus Salim Hamdy Salad Happy Salma Hardi Hamzah Hardjono WS Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasif Amini HB Jassin Hendy Pratama Henry Nurcahyo Herman Syahara Hernadi Tanzil Heru Nugroho Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Made Agung Iberamsyah Barbary Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idrus Ignas Kleden Ilham Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imelda Bachtiar Imron Rosyid Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indria Pamuhapsari Indrian Koto Inung AS Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS Iva Titin Shovia Iwan Nurdaya-Djafar Iwan Simatupang Jabbar Abdullah Jakob Oetama Jakob Sumardjo Jalaluddin Rakhmat Jaleswari Pramodhawardani James Joyce Jansen H. Sinamo Januardi Husin Jauhari Zailani JJ. Kusni John H. McGlynn Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joni Ariadinata Juan Kromen Junaidi Khab Kahfie Nazaruddin Kamajaya Al. Katuuk Khansa Arifah Adila Kho Ping Hoo Khoirul Abidin Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kitab Para Malaikat Knut Hamsun Koh Young Hun Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kurniawan Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leo Tolstoy Lesbumi Yogyakarta Levi Silalahi Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah M Shoim Anwar M. Aan Mansyur M. Abdullah Badri M. Adnan Amal M. Faizi M.D. Atmaja Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Marianne Katoppo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Mashuri Max Arifin MB. Wijaksana Melani Budianta Mohammad Yamin Muhammad Ainun Nadjib Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Mulyadi SA Munawir Aziz Mustamin Almandary Mustiar AR Musyafak Timur Banua Myra Sidharta Nara Ahirullah Naskah Teater Nawal el Saadawi Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurur Rokhmah Bintari Oka Rusmini Onghokham Otto Sukatno CR Pakcik Ahmad Pameran Parakitri T. Simbolon Pattimura Pentigraf Peter Handke Petrik Matanasi Pramoedya Ananta Toer Prima Sulistya Priyo Suwarno Prosa Puisi Purwanto Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Ng. Ronggowarsito R. Timur Budi Raja Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan KH Rambuana Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Raudal Tanjung Banua Raymond Samuel Reko Alum Remmy Novaris DM Remy Sylado Resensi Rey Baliate Ribut Wijoto Riduan Situmorang Rikard Diku Riki Dhamparan Putra Riri Satria Rizki Alfi Syahril Robert Adhi KS Roland Barthes Ronggowarsito Rony Agustinus Royyan Julian Rozi Kembara Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK – SSR) Rusdy Nurdiansyah Rusydi Zamzami S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Sajak Samsul Anam Santi T. Sapardi Djoko Damono Sari Novita Sarworo Sp Sasti Gotama Sastra Luar Pulau Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekar Sari Indah Cahyani Selendang Sulaiman Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Setiyardi Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sobih Adnan Soegiharto Sofyan RH. Zaid Sonia Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sri Wintala Achmad Stephen Barber Subagio Sastrowardoyo Sugito Ha Es Sukron Ma’mun Sumargono SN Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani T. Sandi Situmorang Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Toeti Heraty Tri Umi Sumartyarini Ulfatin Ch Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy Wahyu Dhyatmika Wahyu Hidayat Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Adi Willem B Berybe WS. Rendra Y.B. Mangunwijaya Yohanes Sehandi Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusi A. Pareanom Zainal Arifin Thoha Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito Zeynita Gibbons Zulfikar Akbar